POLARIZABILITAS
POLARIZABILITAS
Mudah
tidaknya suatu molekul membentuk dipol sesaat disebut Polarisabilitas. Hal ini
berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr)
dan bentuk molekul. Massa molekul relatif berkaitan dengan jumlah elektron
dalam molekul maka makin mudah mengalami polarisasi sehingga makin kuat gaya
Londonnya.
Gaya
Dipol Sesaat-Dipol Terinduksi (Gaya dispersi London)
Gaya
London atau dispersi adalah terjadinya tarikan yang lemah disebabkan oleh dipol
imbasan sekejap atau dipol sesaat. Terjadinya gaya dispersi pada molekul nonpolar
akibat adanya pergerakan elektron mengelilingi inti secara acak, sehingga pada
suatu saat elektron-elektron tersebut akan mengumpul pada salah satu sisi atom
molekul.
Gaya
London adalah gaya tarik lemah yang disebabkan oleh adanya dipol imbasan
sesaat.
Dipol
sesaat pada suatu atom dapat mengimbas atom yang berada disekitarnya sehingga
terjadilah dipol terimbas yang menyebabkan gaya tarik-menarik antara dipol
sesaat dengan dipol terimbas. Gaya ini yang disebut sebagai Gaya London.
Pergerakan elektron yang mengakibatkan
dipol sesaat dalam suatu molekul akan bertambah besar apabila molekul tersebut
memiliki jumlah elektron yang semakin besar pula. Pergerakan elektron yang
mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu molekul disebut polarisabilitas. Jumlah
elektron yang besar berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) molekul tersebut, sehingga semakin
besar Mr suatu molekul, maka semakin
besar polarizabilitasnya dan semakin besar pula Gaya Londonnya.
Gaya dispersi
London ini termasuk gaya yang relatif lemah, karena interaksi yang terjadi
adalah antar molekul nonpolar. Contoh molekul yang mengalami gaya London
diantaranya: gas hidrogen, gas nitrogen, metana dan gas-gas mulia.
· Gaya tarik – menarik Dipol sesaat
– Dipol terimbas
(Gaya London = Gaya Dispersi)
Gaya dispersi adalah gaya tarik –
menarik antara molekul – molekul dalam zat yang nonpolar. Penjelasan teoritis
tentang gaya dispersi dikemukakan oleh Fritz London dari Jerman sehingga gaya
dispersi disebut juga gaya london. Elektron senantias bergerak dalam orbital.
Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul secara normal bersifat non polar menjadi polar sesaat sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berubah milyaran kali dalam satu detik.
Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul secara normal bersifat non polar menjadi polar sesaat sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berubah milyaran kali dalam satu detik.
Dipol sesaat dalam suatu molekul
dapat mengimbas molekul disekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas.
Keadaan normal, molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan (awan elektron) yang merata atau simetris. Dipol sesaat, pergerakan elektron menyebabkan dipol sesaat. Dipol terimbas, dipol sesaat pada molekul sebalah kiri mengimbas molekul disebelah kanan. Hasilnya adalah gaya tarik dipol sesaat – dipol terimbas.
Keadaan normal, molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan (awan elektron) yang merata atau simetris. Dipol sesaat, pergerakan elektron menyebabkan dipol sesaat. Dipol terimbas, dipol sesaat pada molekul sebalah kiri mengimbas molekul disebelah kanan. Hasilnya adalah gaya tarik dipol sesaat – dipol terimbas.
Kemudahan suatu molekul untuk
membentuk dipol sesaat atau untuk menimbas suatu dipol disebut Polarisabilitas.
Polarisabilitas berkaitan dengan bentuk molekul. Molekul yang bentuknya
memanjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan molekul yang bentuknya
membulat, kompak, dan simetris.
Gaya london merupakan gaya yang
relatif lemah. Zat yang molekulnya bertarikan hanya dengan gaya london
mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain
yang Mr–nya kira – kira hampir sama. Jika molekul–molekulnya kecil, zat–zat itu
biasanya berbentuk gas pada suhu kamar.
Gaya
London mengakibatkan titik leleh dan titik didih molekulnya menjadi lebih
rendah daripada molekul lain dengan massa atom relatif (Mr) sama yang tidak
memiliki Gaya London. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat ini biasanya
berbentuk gas pada suhu kamar.
Molekul
yang mempunyai gaya tarik-menarik dipol-dipol menyebabkan titik didih dan titik
leleh lebih tinggi daripada molekul yang memiliki Gaya London pada molekul
dengan massa molekul relatif sama. Hal ini karena gaya tarik dipol-dipol lebih
kuat daripada Gaya London.
Bagaimana titik didih dan titik leleh senyawa yang massa molekul relatifnya (Mr) berbeda jauh sedangkan keduanya bersifat polar?
Bagaimana titik didih dan titik leleh senyawa yang massa molekul relatifnya (Mr) berbeda jauh sedangkan keduanya bersifat polar?
Diketahui
bahwa HI memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada HCl sehingga lebih
polar dari HI. Massa molekul relatif HI lebih besar daripada HCl sehingga titik
didih HI lebih tinggi dari HCl. Hal ini menunjukkan bahwa Gaya London lebih
dapat digunakan dalam membandingkan sifat zat dengan massa molekul relatif yang
jauh berbeda.
- Gaya
antar molekul ini umumnya dimiliki senyawa kovalen nonpolar yang tidak memiliki
dipol (memiliki muatan namun tidak terkutubkan).
- Molekul-molekul
pada senyawa kovalen nonpolar tersusun dari inti atom dan elektron-elektron
yang selalu bergerak bebas. Karena elektron selalu bergerak, muatan pada
molekul nonpolar akhirnya terkutubkan (dipol sesaat) yang kemudian dapat
menginduksi molekul nonpolar lainnya (dipol terinduksi).
- Gaya
antar molekul ini dikenal dengan sebutan gaya dispersi London.
Sumber:
Terima Kasih...
Semoga Bermanfaat:) Semangat!
Terima kasih atas materinya sangat bermanfaat :)
BalasHapusAlhamdulillah...
HapusTerima kasih kembali saudari Indah atas kunjungannya ke blog saya, semoga bermanfaat untuk kita semua:) semangat!
Trima kasih materinya sangat bermanfaat
Hapusterima kasih kembali saudara Randi:) terima kasih telah berkunjung ke blog saya.
HapusTerima kasih atas pemaparannya, sangat bermanfaat
BalasHapusAlhamdulillah...
HapusTerima kasih kembali saudari Nike atas kunjungannya ke blog saya, semoga bermanfaat untuk kita semua:) semangat!
Terima kasih postingannya saudari asna sangat bermanfaat
BalasHapusSedikit saran akan lebih baik bila diberi contoh polarisabilitasnya :)
Alhamdulillah...
HapusTerima kasih kembali saudari Dayah atas kunjungannya ke blog saya, dan terima kasih atas sarannya semoga saya bisa memberikan postingan yang lebih baik lagi kedepannya:)
Terima kasih atas penjelasannya sangat bermanfaat dan lengkap
BalasHapusAlhamdulillah...
HapusTerima kasih kembali saudari Liza atas kunjungannya ke blog saya, semoga bermanfaat untuk kita semua:) semangat!
Terima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali, apakah polarisabilitas terjadi disetiap interaksi antar molekul ?
BalasHapusPostingannya bermanfaat sekali. Terimakasih.
BalasHapusAlhamdulillah...
HapusTerima kasih kembali saudari Reni atas kunjungannya ke blog saya, semoga bermanfaat untuk kita semua:) semangat!
tolong dijelasin ttg gaya londok mbak ?
BalasHapusterima kasih atas pertanyaannya saudara Randi.
Hapusmaaf sebelumnya, mungkin maksud Anda Gaya London. Baiklah Gaya London adalah gaya yang ditimbulkan oleh ikatan dipol sesaat. Gaya London ini dapat terjadi pada gas mulia yang mempunyai keelektronegatifan nol.
Contohnya pada Neon, dimana gas neon bisa dicairkan.
Semoga membantu:)
Teruslah mempostingkan hal-hal yang bermanfaat ya.
BalasHapusInsyaallah. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya saudara Syahrul:)
HapusTrimkasih atas matetinya. Sangat bermanfaat.
BalasHapusAlhamdulillah..
HapusTerima kasih kembali saudara Dika telah mengunjungi blog saya serta komentarnya, semoga bermanfaat:)
Terima kasih, materinya dapat dijadikan referensi
BalasHapus